KAMPINA

Kampung Impian Himasika ITS

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Taman Baca KAMPINA

Sumbang Bukumu untuk pengetahuan mereka

Himasika Mengajar

Setiap Rabu dan Minggu 19 :00 WIB

Friday, November 16, 2012

Model Pengolahan Sampah



Model Pengolahan Sampah

Meskipun banyak kota atau kabupaten memiliki cara pengolahan sampah, tetapi modelnya tidak banyak berbeda. Hamper di setiap daerah menerapkan model paling sederhana dan dirasakan cukup aman. Alasannya cukup masuk akal yaitu anggaran APBD tidak seharusnya diinvestasikan untuk hal yang konsumtif. Bila tidak dirasakan dampak negative terhadap lingkungan maka model pengolahan sampah tersebut bisa saja dilanjutkan. Namun, bila dampak negative sudah dirasakan maka mulai harus dipikirkan mencari model baru yang lebih efisien dan aman.

A.  Model Pengolahan Sampah di Indonesia
Model pengolahan sampah di Indonesia ada dua macam, yaitu urugan dan tumpukan. Model pertama merupakan cara yang paling sederhana, yaitu sampah dibuang di lembah atau cekungan tanpa memberikan perlakuan. Urugan atau model buang dan pergi ini bisa saja dilakukan pada lokasi yang tepat, yaitu bila tidak ada pemukiman di bawahnya, tidak menimbulkan polusi udara, polusi pada air sungai, longsor, atau estetika. Berikut model pengolahan sampah di Surabaya daerah Sukolilo.
Model TPA di Surabaya persis sama dengan DKI Jakarta. Sekitar tahun 1980-an TPA Sukolilo diprotes oleh masyarakat setempat karena menimbulkan polusi bau, padahal masyarakat datang ke lokasi setelah TPA tersebut berjalan beberapa tahun. Namun, hal ini tidak bias diabaikan karena masalah social bagian dari masalah sampah kota. Sebagai jalan keluar, Pemerintah Kota Surabaya selanjutnya mengimpor 1 unit incinerator (pembakar) sampah dari Inggris. Ternyata, alat tersebut tidak efektif karena biaya pembakaran sangat besar dan polusi bau berubah menjadi asap dan debu, bahkan partikulat.
       Aplikasi incinerator di Indonesia kurang sesuai karena kadar air sampah sangat tinggi (>80%) sehingga sebagian besar energy yang digunakan untuk membakar (minyak residu) adalah untuk menguapkan air. Hal tersebut mengakibatkan biaya operasional alat tersebut menjadi sangat tinggi. Solusinya adalah TPA dipindahkan lokasinya ke daerah pantai di wilayah kabupaten Sidoarjo. Masalah yang mungkin timbul di TPA baru ini adalah salinitas yang bias menghambat efektivitas kerja mikroba. Selain itu, air buangan (leachate) dari sampah akan mengotori perairan/perikanan karena jaraknya yang terlalu dekat. Semua kelemahan tersebut sebenarnya dapat diatasi dengan pendekaatan teknologi asal memungkinkan biayanya.


B.   Model Pengolahan Sampah di Luar Negeri
Di tahun terakhir, telah ada suatu aturan tentang prakarsa manajemen sampah padat yang dilakukan oleh Negara-negara Eropa, Australia, Austria, Selandia Baru, dan Jepang. Sebagai contoh, pemerintah Jepang sedang bekerja kea rah suatu target pengurangan timbunan sampah sebanyak 75 %. Sebagian besar focus dari program ini pada 3R (reduce, recyle, dan re-use).
Umumnya pengelolaan sampah di luar negeri, khususnya Eropa, sudah dimulai dirumah tangga, yaitu dengan memisahkan sampah organic dan anorganik. Kantong sampah terbuat dari bahan yang bias didaur ulang. Warna kantong dibedakan antara sampah organic dan anorganik. Kantong sampah organic biasanya berwarna hijau, sedangkan kantong sampah anorganik berwarna coklat. Adapun kantong sampah barang beracun berwarna merah. Selain di lokasi perumahan, pemerintah setempat juga menyediakan tempat sampah di lokasi strategis untuk tempat buangan sampah di lokasi umum. Konstruksi tempat sampah sedemikian rupa sehingga mudah diangkut oleh truk sekaligus bersama tempat sampahnya ke lokasi pengolahan.


Selain cara pengolahan sampah yang berbeda dan variatif di Eropa, komposisi sampahnya juga berbeda. Hal ini disebabkan pola makan yang berbeda sehingga ketersediaan barang di pasar pun berbeda. Secara umum komposisi sampah di eropa mirip dengan sampah yang berasal dari pasar swalayan. Adapun contoh komposisi sampah di eropa, terutama Belgia, dan nilai kalor yang terkandung didalamnya dapat dilihat pada tabel.

Tabel 1. Komposisi Sampah Organik dan Nilai kalornya di Eropa
 Sumber : "Mengelola Sampah Kota" by Prof. Dr. Ir H. R. Sudrajat, M. Sc.

Sunday, November 4, 2012

Sekilas ITS untuk Masyarakat

LAPINDO WE CARE


Enam Tahun Lumpur Lapindo,  namun demikian penyelesaian sejumlah masalah yang diakibatkan darinya masih menyisakan tanda tanya.Semburan masih nampak ,Pembayaran ganti rugi pada korban belum tuntas, Kebingungan anak- anak ketika sekolahnya, rumahnya terendam lapindo.
kepedihan itu masih terasa.

Sebagai perguruan tinggi yang dekat dengan lokasi lumpur lapindo tentunya ITS perlu melakukan sesuatu sebagai wujud kepedulianya dan Lapindo We Care merupakan bentuk kepedulian mahasiswa ITS terhadap warga korban lapindo. Pada agenda ini ,bertujuan memberikan trauma healing dan sosialisasi komposter. Kegiatan pada lapindo we care ini terdiri dari Pengobatan gratis, Games education for children , Seminar aplikasi teknologi (komposter) serta Pembagian tanaman di desa Besuki , Porong, Sidoarjo pada tanggal 16 dan 30 September 2012. Pada pengobatan gratis, kami bekerja sama dengan Badan Amil Zakat (BAZ) Provinsi Jawa Timur.


                 ketika mahasiswa ITS melayani registrasi warga

                            apoteker dari BAZ melayani pasien
 Antusiasme warga dalam kegiatan ini sangat luar biasa. begitupun dengan adik adik dalam mengikuti setiap permainan dan lomba- lomba yang kita berikan.


keceriaan adik - adik lapindo saat bercengkrama dengan teman- teman ITS
Semoga kegiatan ini bisa berkelanjutan , karena keinginan kami ingin selalu membantu sesama. Dari kami Sosmas BEM ITS mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan kerjasama dari warga desa Besuki, Porong,Sidoarjo dan BAZ Jawa Timur.





(sumber informasi SOSMAS BEM-ITS)

Saturday, November 3, 2012


WELCOME PARTY KAMPINA 2012
(HIMASIKA MENGAJAR)










KAMPINA (Kampung impian HIMASIKA ITS)

KAMPINA HIMASIKA ITS 



      KAMPINA adalah sebuah nama yang diberikan oleh pengurus HIMASIKA ITS kepada kampung binaanya  yang di bawahi departement Sosial Masyarakat HIMASIKA ITS dimana desa binaan ini terletak di daerah keputih sampah RT 02 RW 08 sukolilo Surabaya.KAMPINA merupakan media kerja bagi departement SOSMAS HIMASIKA ITS dengan berbagai progam kerja yang telah disusun,selain itu desa binaan ini merupakan pengaplikasian terhadap apa yang selalu kita dengungkan sebagai seorang mahasiswa " Tri dharma perguruan tinggi" dan "Peran dan Fungsi Mahasiswa".


        Desa binaan ini juga menjadi media belajar bagi warga HIMASIKA ITS bagaimana pentingnya sosialisasi dengan masyarakat yang sesungguhnya dimana kita belajar bersosialisasi disini dengan segala macam bentuk  dan sifat masyarakat.Dalam kepengurusan SOSMAS HIMASIKA ITS 12/13 ini banyak program kerja serta agenda yang dilakukan untuk desa binaan ini diantaranya termasuk Kegiatan belajar mengajar oleh HIMASIKA ITS kepada adik adik di sekitar desa binaan,kegiatan ini rutin diadakan setiap RABU pukul 15:00 WIB di balai RT,selain itu banyak program kerja lain serta agenda yang dilakukan di desa ini,seperti Taman Baca,Teknologi tepat dll. 

KESATRIA KAMPINA (Kampung impian HIMASIKA)


KESATRIA SOSMAS HIMASIKA ITS 2012/2013

Ayahanda : Ahmad Dafit Hasim Asrori              (11.10.100.052)
Ibunda : Devi Eka S.                                         (11.10.100.029)
Pejuang 1 : Mohammad Abror                          (11.11.100.068)
Pejuang 2 : Margiasih Putri Liana                       (11.11.100.001)
Pejuang 3 : Afani Sakinah                                  (11.11.100.009)
Pejuang 4 : Afida Khalifatunnisa                         (11.11.100.011)
Pejuang 5 : Philin Yolanda Dwi Sagita                (11.11.100.003)